Rabu, 29 Juni 2011

Keajaiban di Bulan Rajab

Keajaiban di Bulan Rajab
Oleh HABIB ALWI ASSEGAF


     FIRMAN Allah SWT, "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas, dalam ketetapan Allah ketika Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya dirimu sendiri dalam bulan yang empat itu" (Q.S. At-Taubah: 36).
Bulan Haram pada ayat di atas ialah bulan yang dihormati dan dimuliakan oleh Alquran, mayoritas ahli tafsir mengemukakan bahwa keempat bulan haram (mulia) tersebut yaitu, Dzul Qa'dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab. Setiap bulan ataupun hari-hari tertentu yang dimuliakan oleh Alquran pasti memunyai makna sejarah dan nilai filosofis yang sangat berarti bagi kita, demikian halnya dengan Rajab.


     Banyak sekali peristiwa-peristiwa besar yang terjadi pada bulan ini, namun ada dua kejadian sangat penting, paling spektakuler dan paling menarik bagi orang-orang yang mau menggunakan akal sehat dan hati nuraninya. Kedua peristiwa yang merupakan keajaiban alam semesta itu adalah Isra Miraj Nabi Muhammad saw. dan kelahiran Sang Putera Kabah.


     Cucu Nabi saw, al-Husein bin Ali bin Abi Thalib (Radhiyallaahu 'anhum) berkata, "Tidak termasuk umat kakekku Muhammad Rasulullah saw, orang yang tidak yakin akan 3 hal, peristiwa Isra Miraj, pertanyaan Munkar Nakir, serta keberadaan syafaat". Isra Miraj termasuk di antara mukjizat khusus yang Allah berikan hanya kepada Nabi Muhammad, tidak kepada nabi-nabi yang lain. Isra ialah perjalanan malam Rasulullah dari Masjidil Haram (Mekah) ke Masjidil Aqsha (Palestina). Miraj ialah dari Masjidil Aqsha, Rasulullah meneruskan perjalanannya ke alam langit.
Mulai langit pertama, kedua, ketiga sampai ke tujuh, sampai ke Sidratul Muntaha, bahkan sampai di satu tempat, Malaikat Jibril pun berhenti di situ dan tidak mampu lagi bergerak, akhirnya Rasulullah meneruskan perjalanan seorang diri menuju ke haribaan Allah SWT, Tuhan Penguasa alam semesta ini, setelah itu beliau kembali lagi ke Masjidil Haram. Semua rangkaian peristiwa yang luar biasa menakjubkan ini beliau tempuh hanya dalam waktu sepertiga malam, tanggal 27 Rajab tahun 10 Kenabian. Allah SWT berfirman, "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat" (Q.S. Al-Isra: 1). Allah juga menjelaskan peristiwa Miraj ini lebih detil pada Q.S. An-Najm, ayat 1-18. Sesungguhnya dalam peristiwa Isra Miraj ini banyak sekali kejadian-kejadian hebat yang dialami Nabi Muhammad saw, demikian juga pemandangan-pemandangan sangat menakjubkan yang Allah perlihatkan kepada hamba tercintaNya ini.


     (Untuk lebih detilnya tentang peristiwa ini, silakan merujuk kepada kitab-kitab tafsir tentang Q.S. Al-Isra: 1 dan Q.S. An-Najm: 1-18). Kita juga harus yakin bahwa Nabi Muhammad saw. melakukan Isra Miraj ini dengan ruh dan jasadnya, sebab jika hanya dialami oleh ruhnya saja tentu tidak akan menjadi satu mukjizat yang super spektakuler, karena manusia lain pun memiliki kemungkinan untuk mengalami peristiwa seperti itu, misalkan mimpi terbang ke langit ke tujuh, sebab kejadian mimpi hanya dialami oleh ruh seseorang.


     Pada bulan ini juga telah terjadi peristiwa ajaib yang menggemparkan sejarah umat manusia. Sebab peristiwa ini tidak pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan pernah terjadi sampai hari kiamat, demikian Nabi bersabda. Pada hari Jumat 13 Rajab, 23 tahun sebelum hijrah telah lahir seorang bayi suci di dalam Kabah. Singkat cerita: Fatimah binti Asad, ibunda Ali bin Abi Thalib yang merupakan seorang wanita salehah, mukminah dan pengikut agama tauhid, pada suatu hari ia memperoleh ilham dari Allah SWT supaya pergi ke Baitullah untuk bertawaf.


     Ketika sedang mengelilingi Kabah, tiba-tia ia merasakan sakit akan melahirkan. Lalu Fatimah memegang kain penutup Kabah sambil bersimpuh ke dindingnya, kemudian berdoa: "Ya Allah, wahai Tuhan Pemilik rumah suci ini, sesungguhnya aku ini seorang wanita yang beriman kepada-Mu. Aku juga beriman kepada agama yang dibawa kakekku Ibrahim a.s., kepada para nabi yang telah Engkau utus serta kitab-kitab suci yang telah Kau turunkan. Ya Allah, demi kemuliaan rumah ini dan demi kesucian bayi yang sedang aku kandung ini, maka permudahlah proses kelahiran ini".


     Tiba-tiba suatu keajaiban benar-benar terjadi, seketika terdengar suatu gemuruh karena dinding Kabah yang di hadapan Fatimah binti Asad terbelah. Fatimah masuk ke dalam Kabah, kemudian dinding Kabah yang retak itu tertutup kembali. Abbas bin Abdul Muthalib dan kawan-kawannya yang menyaksikan kejadian itu segera memberitahu suami Fatimah binti Asad, yaitu Abu Thalib. Mereka berusaha membuka pintu dan dinding Kabah, tetapi tidak berhasil. Akhirnya mereka hanya bisa menunggu, sambil berdoa dan berharap cemas.


     Tiga hari kemudian dinding Kabah itu terbelah lagi, Fatimah binti Asad keluar dengan memangku bayi mungil Ali bin Abi Thalib yang telah lahir di dalam Kabah.
Nabi saw bersabda: "Ada yang aku miliki dan tidak dimiliki Ali, dan ada yang dimiliki Ali namun aku tidak memilikinya.


     Yang aku miliki dan tidak dimiliki Ali adalah bahwa aku seorang nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT, sedangkan yang dimiliki Ali namun aku tidak memilikinya ialah bahwa ia satu-satunya manusia yang lahir di dalam Kabah". Imam Ali bin Abi Thalib yang merupakan salah seorang Ahlul Bait Nabi yang telah disucikan oleh Allah sesuci-sucinya di dalam Alquran (Q.S. Al-Ahzab: 33), dia lahir di dalam rumah Allah yang suci, tumbuh besar dalam buaian dan pangkuan Nabi paling suci, pada malam Lailatul Qadr yang suci (19 Ramadan 40 H) ketika sedang melakukan sujud di Masjid Kufah ia dihantam oleh pedang si manusia paling terkutuk dan paling celaka yang bernama Ibnu Muljam, akhirnya pada malam Lailatul Qadr berikutnya (21 Ramadan 40 H) ruh manusia suci ini terbang menuju ke haribaan Ilahi. Kalimat terakhir yang keluar dari lisannya yang suci ialah: "Fuzhu wa rabbilka'bati. Sungguh aku telah meraih kemenangan, demi Tuhan pemilik Kabah".***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar